Ada
banyak hal yang ingin ku ceritakan padamu, termasuk perasaan ini ..
Ada banyak makanan nikmat di restaurant ini, tapi aku hanya memilih
nasi goreng untuk ku makan malam ini, sendiri .. Aku ingat dulu kita sering
makan malam bersama jika ada sesuatu yang kita rasa istimewa, di tempat ini.
Saat kamu mendapatkan gaji pertamamu, saat usiaku bertambah satu tahun lagi,
saat malam tahun baru tiba, ataupun saat akhirnya kamu berhasil mendapatkan
pacar impianmu. Jujur saja,yang bagian terakhir adalah makan malam yang rasanya
paling tidak enak. Aku mengenal betul tempat ini, semua makanannya lezat, tapi
suasana hatiku membuat semuanya jadi berubah, dan ingin sekali rasanya aku
cepat-cepat mengakhiri makan malam bersama malam itu. Terlalu lama rasanya jika
harus melahap semua makanan di piring itu sambil mendengarkan semua sanjunganmu
tentang kekasih barumu itu.
Aku ingin berlama-lama di tempat ini, ingin
menyepi dan menyendiri tanpa diganggu siapapun. Hal yang selalu aku lakukan
jika suasana hatiku sedang tidak baik. Entah mengapa aku merasa nyaman jika
sendiri saat masalah sedang melanda. Mungkin karena aku termasuk orang
introvert, mahkluk anti sosial. Ku pandangi dua lilin gelas di meja dan sebotol
pajangan berbentuk botol di belakangnya.
Tak disangka ya, ternyata sudah sepuluh tahun
lebih aku mengenalmu, lebih dari separuh umurku yang saat ini memasuki angka
dua puluh dua. Aku ingat saat pertama kali kita bertemu, waktu itu aku adik
kelasmu yang sedang mengikuti masa orientasi sekolah. Aku berlari menghampirimu
untuk sekedar meminta tanda tanganmu dan berfoto bersama, ini semua adalah
hukuman untukku yang waktu itu lupa mengepang rambutku menjadi dua dan
mengikatnya dengan tali rafia warna warni.
Sampai saat ini foto kita masih ku selipkan di
buku diary yang setiap hari menjadi
teman ceritaku. Esok harinya aku mencetak foto itu, aku harus membawanya dan
menyerahkannya pada kakak kelas super judes yang menghukumku waktu itu. Kurang
kerjaan sekali bukan ? dan aku harus bangun pagi-pagi sekali untuk mengepang
rambutku sendiri, menyiapkan rupa-rupa bekal makan siang yang tidak jelas
namanya, sendiri !! karena mama dan papa sedang ke luar kota.
Pagi itu aku menempati barisan paling depan
dengan balon gas di tangan kananku, masih dengan penampilan bodoh ini. Rambut
dikepang dua, dipita tali rafia tiga warna, baju putih yang sudah nampak kusam,
bawahan merah yang sudah agak kependekan, kaos kaki merah di kaki kananku, dan
biru di kaki lainnya, sepatu usang dengan tali pita kain hijau stabilo, waaaah
sekali penampilanku !
Ini hari tekahirku mengikuti MOS, semua balon
dikumpulkan dan diterbangkann sebagai tanda upacara MOS ini diakhiri, dan hari
senin nanti aku sudah mengenakan seragam putih biru yang sudah lama aku
idam-idamkan. Aku mengamatimu dari jauh, kamu sepertinya termasuk orang penting
dari anggota OSIS lainnya, buktinya kamu yang dijadikan pemimpin upacara pagi
itu. Badanmu tegap, mukamu datar, dan jalanmu sigap.
Waktu membuat kita perlahan menjadi semakin
dekat. Setiap istirahat berlangsung,
kamu pasti melewati kelasku seusai membeli makanan di kantin, aku hanya
tersenyum dan mengangguk sedikit, kamu membalasnya. Dan ini berlangsung sering,
bahkan hampir setiap hari, padahal namamu saja aku lupa. Hari-hari selanjutnya
kita sering pulang bersama, ternyata rumah kita tidak dipisahkan dengan jarak
yang jauh.
Banyak hal yang setiap hari kamu ceritakan
padaku, tentang sekolah, tentang keluarga, atau apapun. Aku hanya mendengarkan
dan memberikan masukan terkadang. Sedangkan aku, aku lebih memilih untuk diam,
sekali lagi, aku seorang yang tertutup dan lebih memilih untuk bercerita pada
buku kecil yang ku sebut diary itu.
Banyak hal-hal kecil yang membuat pertemanan
kita ini akhirnya diresmikan menjadi persahabatan. Aku tak banyak tahu apa perbedaan antara keduanya, yang jelas aku menikmati. Kamu pernah bilang, persahabatan itu hubungan yang
lebih dari sekedar teman, dan aku adalah orang yang beruntung bisa kamu pilih
menjadi sahabat.
Bagaimana mungkin aku tak ada di sampingmu
jika aku adalah sahabatmu sementara kamu sedang berbaring lemah di ranjang
rumah sakit ? Setiap pagi tiba aku yang selalu menyuapimu dan membujukmu untuk
meminum obat-obat pahit itu, ini terjadi sampai orang tuamu yang di Surabaya
datang dan perlahan kesehatanmu membaik. Sebenarnya aku tidak terlalu suka
dipuji oleh orang tuamu sebagai anak yang baik dan perhatian sekali padamu,
karena ini semua ku lakukan dengan tulus hati. Aku hanya ingin kamu segera
sembuh sebelum masa liburan sekolah ini berakhir.
Saat semuanya sudah normal, kita pergi ke
sekolah bersama lagi,dan ini hari pertama ku
mengenakan seragam baru, putih abu-abu. Kita satu sekolah lagi, setelah
tiga tahun bersama, sulit rasanya bila aku harus memilih sekolah yang berbeda
denganmu untuk masa yang indah ini. Walaupun aku tidak terlalu suka dengan IPA,
namun aku coba untuk mempelajarinya. Kamu masuk kelas IPA juga waktu itu.
Sekarang bila jam istirahat tiba, kita selalu menyempatkan waktu untuk makan di
meja yang sama.
“eh, liat cewe yang ngantri siomay itu
deh .. cantik ya ? namanya Vizka ..”
Aku menoleh dan mencoba melihat sosok yang
kamu maksud tadi.
“aku nggak bisa tau, mukanya nggak keliatan
..”
“jangan bilang-bilang ya .. aku suka sama dia
..”
“oo, oke..”
Aku menjawab singkat, mendadak mie ayam di
hadapanku rasanya hambar dan ingin ku buang saja. Kamu tahu perasaan apa ini ?
ku masukkan segera mie dalam mangkok putih yang masih tersisa hingga mulutku
penuh, lalu aku minum dan segera pergi ke kelas.
Pulang sekolah aku langsung menunggu kopaja di
halte depan halaman sekolah, malas rasanya jika aku harus menunggumu di depan
perpustakaan, tempat kita biasa bertemu saat jam pulang tiba, untuk pulang
bersama. Aku pulang, masuk kamar, dan langsung memeluk bantal kesayanganku
erat. Aku menangis dan pasti kamu tak tahu ..
Handphone di meja lampu tidurku berdering beberapa kali, itu panggilan darimu,
ku reject lalu ku cabut baterai hpku
tanpa mematikannya terlebih dahulu. Masih terbayang-bayang sosok Vizka yang
kamu ceritakan tadi siang. Ada perasaan yang tidak bisa ku jelaskan dan ini
cukup aku yang tahu.
***
Aku menghibur diriku sendiri di taman kota, ku
putuskan untuk pergi kesana saat sore hari dan mengambil tempat duduk yang jauh
dari keramaian. Melemparkan satu dua batu ke danau itu sudah membuat bebanku
berkurang, ku rasa bebanku ikut tenggelam di dasar danau bersama batu itu.
Menendang kaleng minuman di pinggir kolam hingga jauh dan gaduh, kemudian mengambilnya
dan membuangnya ke tempat sampah non organik. Mendengarkan lagu “all by my
self”yang dinyanyikan ulang celine dion, membuat suasana hatiku semakin sendu.
Hei, tidakkah aku seperti orang tidak waras ?
Setidaknya aku sudah bisa menunjukkan senyumku
lagi saat bertemu kamu pagi ini.
“kemarin kenapa pulang duluan ? aku nunggu
kamu lo di depan perpustakaan ..”
“aku telpon kenapa di reject ? terus aku coba telpon lagi kenapa nomor kamu nggak aktif?”
“maaf ya, kemarin aku lagi nggak pengen
diganggu, tugas dari pak Hadi banyak, jadi aku langsung pulang ke rumah deh ..”
Untuk pertama kalinya, aku terpaksa harus
berbohong padamu. Maaf.
Bersambung
..